Menjad - Menurutku menjadi pendidik adalah
hal yang paling mulia di dunia ini. Karena pada umumnya
seorang pendidik bekerja dengan nuraninya bukan atas materi semata.
Nurani
mereka tergerak untuk menjadi seorang pendidik ketika melihat banyak hal
yang
menyimpang di sekelilingnya tak sejalan dengan norma norma yang berlaku.
Dan untuk menjadi seorang pendidik itu tak perlu memiliki gelar panjang
sepanjang Raden Peggy Melati Purnamadewi Sukma di sinetron gerhana-nya
dan tak perlu menunggu berambut putih, berkulit keriput dan bergigi
jarang untuk memulainya.
Seorang pendidik hanya membutuhkan tekat yang kuat dan niat yang ikhlas dalam meluruskan norma masyarakat dan merubah kegelapan menjadi terang benderang. Karena seorang pendidik itu tak sama artinya dengan seorang guru.
Seorang pendidik hanya membutuhkan tekat yang kuat dan niat yang ikhlas dalam meluruskan norma masyarakat dan merubah kegelapan menjadi terang benderang. Karena seorang pendidik itu tak sama artinya dengan seorang guru.
Apa? Kamu tidak setuju?. Tidak apa-apa kalau
kamu tidak setuju dengan pendapatku ini.
Mengapa seorang pendidik berbeda
dengan seorang guru ? Karena penulis beranggapan bahwa tugas seorang pendidik
bukanlah menjadi seorang guru namun seorang guru mempunyai tugas dan kewajiban
untuk mendidik. Semua orang dapat dan mampu menjadi seorang pendidik namun
tidak semua orang dapat menjadi seorang guru. Seorang pendidik tak harus lebih
senior dari muridnya namun seorang guru wajib memiliki pengalaman yang lebih
dibidangnya dibanding muridnya.
Apa? Kamu tidak setuju?. Tidak apa-apa kalau
kamu tidak setuju dengan pendapatku ini.
Kalian tentu pernah mendapatkan
didikan dari orang orang di sekitar kalian, bukan ? Minimal dari Ibu, Bapak,
Kakak, Teman atau bahkan Adik kalian sendiri. Mereka adalah sedikit contoh dari
figure pendidik di hidup kita. Ya… secara tak sadar mereka adalah pendidik
kita, mereka mendidik kita sacara tak langsung, tanpa teks teks pelajaran,
tanpa meminta bayaran dan tanpa batas waktu.
Ibu pasti marah ketika kita bangun
siang, karena Ibu ingin mendidik kita untuk menjadi orang yang rajin dan
disiplin. Bapak pasti marah ketika kita pulang larut malam, karena bapak ingin mendidik
kita untuk menjadi pribadi yang baik diantara gelap pekatnya malam. Kakak pasti
marah ketika kita mengambil barang dari kamarnya tanpa seijinnya, karena kakak
ingin mendidik kita untuk selalu jujur dalam setiap tindakan. Teman pasti marah
ketika kita tak tepat waktu dengan janji sendiri, karena teman ingin mendidik
kita untuk selalu menghargai waktu. Dan Adik pasti marah ketika kita usil
meledeknya, karena adik ingin mendidik kita untuk menjadi pribadi yang selalu
toleran terhadap sesama tanpa batas ukuran baik itu umur, gender ataupun ras.
Contoh diatas adalah sebagian kecil
dari tindakan seorang pendidik yang lekat dengan kehidupan kita. Banyak
diantara kalian yang mungkin menganggap bahwa mereka marah karena darah
tingginya kambuh, karena galau ditinggal pacar atau karena “aku enggak punya
pulsa…..”. Open mind… mari buka pikiran kita dan lihat pesan tersirat di balik
tindakannya. Mereka mendidik kita secara tak langsung sebagai mentor sekaligus
pembimbing dalam hidup ini agar kita selamat sampai satu titik dimana kita menyebutnya
dengan sebutan KESUKSESAN
Dan mari kita menjadi pendidik, minimal
menjadi pendidik di tengah tengah keluarga kita. Bila ada hal hal yang
menyimpang dari norma norma yang berlaku, luruskanlah !!! Bila ada yang haus
akan ilmu, siramlah dengan pengetahuan mu. Bimbing dan mentor mereka untuk mencapai
titik KESUKSESAN dengan apa yang kalian punya.
Apa? Kamu tidak setuju?. Tidak apa-apa kalau
kamu tidak setuju dengan pendapatku ini.